BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Rendahnya motivasi belajar siswa kerap kali dituding sebagai
biang keladi dari rendahnya kualitas sebuah sekolah. Pada kebanyakan sekolah
faktor ini bahkan menimbulkan persoalan dilematis, karena dengan rendahnya motivasi
belajar banyak siswa tidak menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
siswa. Dalam kisah lain, siswa yang tidak seharusnya bisa lulus namun bisa
lulus. Meskipun motivasi itu bukan harus dating dari seorang guru disekolah,
namun dalam hal ini seorang guru memegang peranan yag cukup penting bagi
seorang anak didik.
Motivasi hanyalah sebuah kata sederhana yang mengandung makna
dan manfaat yang luar biasa bagi orang yang memperolehnya. Jika seseorang
mendapatkan motivasi yang luar biasa sehingga mereka mengaplikasikan dalam
sebuah bentuk tindakan, baik itu positif maupun negative, maka mereka bisa
menghancurkan dunia dengan kebaikan ataupun kejahatannya. Meskipun sederhana
tapi masih banyak orang terutama guru yang kurang bisa dalam melakukan hal ini
sehingga para siswa seringkali merasa bosan mengikuti pembelajaran bahkan
mengangap belajar dan aktivitas lainnya itu kurang berguna. Aspek kualitas
sebuah pendidikan bisa tampak dari ketersediaan fasilitas belajar yang memadai,
namun tidak berarti apa-apa jika tidak dibarengi motivasi belajar.
1.2
Tujuan
Untuk
membantu memahami anak- anak dan remaja bagaimana mereka belajar dan
berkembang, untuk mengetahui persamaan dan perbedaan individu dan jenis – jenis
topik atau aktifitas yang paling berpotensi “ menggairahkan” para siswa.
Memberikan seperangkat strategi yang berguna dalam merencanakan dan menjalankan
instruksi, serta menciptakan suatu lingkungan membantu para siswa tetap
termotivasi mengerjakan tugas, dan dalam membuat penilaian terhadap kemajuan dan
prestasi belajar para siswa.
1.3 Rumusan masalah
v
Apakah factor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa ?
v
Bagaimanakah upaya guru untuk meningkatkan
motivasi siswa ?
v
Seberapa besar peranan motivasi dalam proses
belajar dan pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
MOTIVASI BELAJAR
2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi adalah proses yang
menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga
elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Defenisi lain tentang motivasi
belajar adalah dimana motivasi merupakan suatu keadaan dalam diri siswa yang
mendorong dan mengarahkan prilakunya pada tujuan yang ingin dicapainya dalam
mengikuti pendidikan. Tujuan yang ingin dicapai oleh siswa itu sendiri tak lain
adalah untuk menguasai bahan pelajaran dan mendalami ilmu yang dipelajarinya
dengan baik, sehingga terdorong untuk belajar. Bukan hanya sekedar untuk
memperoleh nilai yang bagus dan lulus ujian. Untuk mencapai tujuan yang ideal
itu, kebutuhan siswa dalam konteks pendidikannya perlu dipenuhi dan ditingkatkan
dari hanya sekedar kebutuhan akan penghargaan menjadi sebuah kebutuhan untuk
aktualisasi diri.
2.2 Perbedaan Motivasi
dan Kebutuhan
Motivasi merupakan dorongan untuk
melakukan sesuatu, motivasi muncul saat kebuuhan itu ada. Kebutuhan bisa
bersifat terlihat atau tidak terlihat. Dalam motivasi terdapat derajat
keinginanyang menjadi penggerak, sedangkan terdapat factor budaya dan personal
yang menyatu menimbulkan / memunculkan keinginan dan keinginan menjadi
kebutuhan. Kekuatan motivasi merupakan derajat keinginan untuk mencapai tujuan,
dimna terdapat dua teori yaitu drive teori dan expectancy teori. Konfluk
motivasi ditentukan oleh values, dimana konsumen ingin bertujuan positif
ataumenghindari tujuan negative.
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima
kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan
fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa
kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor
penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan,
pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan
fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah
sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat
atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran
bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan
tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
1.
Kebutuhan biologis
Kebutuhan paling dasar, minsalkan kebutuhan untuk makan,
minim, pakaian, rumah, dan sebagainyauntuk memenuhi kebutuhan akan hidupnya.
Contoh
slogan untuk kebutuhan ini adalah “ aku dank au suka dencow”, makan sehat,
makanan berserat tinggi.
2.
Kebutuhan rasa aman
Kebutuhn perlindungan bagi fisik manusia, keamanan secara
fiik akan menyebakan diperolehnya rasa aman secara fisikis karena konsumen
tidak merasa khawatir.
Contoh
slogan untuk kebutuhan ini adalah “ kami melindungu kesehatan anda.”
3.
kebutuhan social
kebutuhan yang ditunjukkan kepada perlunya manusia
berhubungan satu dengan yang lainnya . minsalnya pernikahan dan keluarga,
persahabatan merupakan kebutuhan social.
Contoh
pada iklan clear & clean berusaha mengkaitkan persahabatan dengan produk.
4.
kebutuhan ego
kebutuhan akan berprestasi untuk mencapai derajat yang lebih
tinggi dengan yang lainnya. Manusia mempunyai ego yang kuat untk mencapai
prestasi kerja dan karier yang lebih baik.
Contoh
slogan dari iklan mobil “ kenyamanan untuk kesuksesan anda”.
5.
Kebutuhan akan aktualisasi diri
Keinginan seseorang untuk menjadikan dirinya sebagi
seseorang yang terbaik sesuai dengn potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Kebutuhan
akan aktualissi diri ada keinginan untuk menyampaikan de, gagasan dan system
nilai yang diyakininya kepada orang lain.
2.3 Menjelaskan
Pentingnya MOtivasi dalam belajar dan Pembelajaran
Kata belajar kadang memang menjenuhkan. Apalagi yang dipelajari
merupakan hal yang membosankan. Tidak menutup kemungkinan justru siswa tidak
pernah belajar. Sebagai seorang guru kita mengendalikan bermacam karakter
anak-anak didik. Semua yang ada dihadapan kita tidak akan bisa kita arahkan
pada satu jalan. Apabila dalam proses belajar mengajar dikelas guru sering kali
mengabaikan siswa atau mengajak siswa untuk berkomunikasi secar aktiv, siswa
akan mengatakan mata pelajaran tersebut membosankan. Selain membosankan,
suasana belajar akan menjadi kaku
ataupun menegangkan karna tidak ada / kurangnya respon dari peserta didik.
Sehingga tujuan yang ingin dicapai dari proses tersebut tidak kan tercapai
degan seperti yang diinginkan.
Maka dalam
hal semcam ini, seorang guru harus bisa memberikan berbagai cara untuk
memotivasi ataupun menberikan semngat peserta didik sehingga mereeka tertarik
untuk mengikuti pelajaran tersebut. Tak ayal, guru yang disenangi siswanya
adalah guru yang selalu memberikan motifasi. Guru matematika adalah guru yang
dibenci kebanyakan siswa dengan alas an pelajaran yang sulit. Tapi, dilain proses
guru fisika/bahasa inggris adalah guru
yang disenangi. Ini adalah berkat kemampuan guru tersebut memotivasi siswanya
sehingga menyenangi pelajarannya tersebut. Sebenarnya untuk bisa belajar banyak
sekali caranya, karena memang kemauan untuk belajar nantinya kembali ke diri
pribadi masing-masing. nantinyapun hasil dari apa yang kita pelajari akan
kembali ke diri kita pribadi.
Motivasi
belajar juga penting diketahui oleh seorang guru, pengetahuan dan pemaham motivasi belajar pada siswa
bermanfaatpada guru, manfaat itu :
v Membangkitkan, meningkatkan, dan
memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil
v Mengetahui dan memahami motivasi
belajar siswa dikelas bermacam ragam
v Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk
memilih satu diantara bermavam-macam peran
v Member peluang guru untuk unjuk
rekayasa pedagogis.
Tantangan professional terdapat mengubah siswa tak berminat
menjadi bersemangat belajar Mengubah siswa cerdas acuh tak acuh
menjadi bersemangat.
2.4 Jenis dan Sifat
Motivasi
Para ahli ilmu jiwa mempunyai pendapat
bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi primer dan
motivasi sekunder.
v Jenis – jenis motivasi
1. Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang
didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal
umumnya berasal dari segi biologis, atau jasmani manusia. Manusia adalah
makhluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau
kebutuhan jasmaninya. Di antara insting yang penting adalah memelihara, mencari
makan, melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri, rasa ingin tahu,
memangun, dan kawin. (Koeswara, 1989:Jalaludin Rachmat.1991)
Freud berpendapat bahwa insting memiliki
empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek dan sumber.
a. Tekanan
Tekanan adalah kekuatan yang memotivasi
individu untuk bertingkah laku, semakin besar energi dalam insting, maka
tekanan terhadap individu semakin besar.
b. Sasaran
Sasaran insting adalah kepuasan atau
kesenangan, kepuasan tercapai apabila tekanan energi pada insting berkurang.
c. Objek
Objek insting adalah hal-hal yang
memuaskan insting, hal-hal yang memuaskan insting tersebut dapat berasl dari
luar individu atau dari dalam individu.
d. Sumber
Sumber insting adalah keadaan
kejasmanian individu. Insting manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
insting kehidupan (life instinct) dan insting kematian (death instict).
Insting-insting kehidupan terdiri dari insting yang bertujuan memelihara
kelangsungan hidup. Insting kehidupan tersebut berupa makan, minum, istirahat,
dan memelihara keturunan. Insting kematian tertuju pada penghancuran, seperti
merusak, menganiaya, atau membunuh orang lain atau diri sendiri.
2. Motivasi Sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang
dipelajari. Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk sosial. Perilakuknya
tidak hanya terpengaruh oleh faktor biologis saja, tetap juga faktor-faktor
sosial. Perilaku manusia terpengaruh oleh tiga komponen penting seperti:
a) Komponen afektif
Komponen afektif adalah aspek
emosional. Komponen ini terdiri dari motif sosial, sikap dan emosi.
b) Komponen kognitif
Komponen kognitif adalah aspek
intelektual yang terkai dengan pengetahuan.
c) Komponen konatif
Komponen konatif adalah terkai dengan
kemauan dan kebiasaan bertidak.Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh
adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap:
(a) merupakan
kecenderungan berfikir, merasa, kemudian bertindak
(b) memiliki daya
dorong bertindak
(c) relatif bersifat tetap
(d) berkecenderungan melakukan penilaian
(e) dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau
berubah.
Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi
menunjukkan adanya sejenis guncangan seseorang. Emosi memiliki fungsi sebagai :
(a) pembangkit energi,
(b) pemberi informasi pada orang lain
(c) pembawa pesan dalam berubungan dengan orang lain,
(d) sumber informasi tentang diri seseorang.
Perilaku juga terpengaruh oleh adanya
pengetahuan yang dipercaya. Pengetahuan tersebut dapat mendorong terjadinya
perilaku. Perilaku juga terpengaruh oleh kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan
merupakan perilaku menetap, berlangsung otomatis. Kemauan seseorang timbul
karena adanya:
(a) keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan,
(b) pengetahuan tentang cara memperoleh tujuan,
(c) energi kecerdasan,
(d) pengeluaran energi yang tepat untuk mencapai tujuan.
Motivasi seseorang dapat bersumber dari
:
(a) dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi
internal,
(b) dari luar diri seseorang yang dikenal sebagai motivasi
eksternal.
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku
seseorang, yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu,
karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah, menghindari hukuman. Maslow
dan Rogers mengakui pentingnya motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Menurut
Maslow setiap individu bermotivasi untuk mengaktualisasi diri. Ciri tersebut
adalah :
(a) berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien,apa
adanya, dan terbatas dari subjektivitasnya,
(b) dapat menerima
diri sendiri, orang lain secara sewajarnya,
(c) berperilaku spontan, sederhana dan wajar,
(d) terpusat pada masalah atau tugasnya,
(e) memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi
(f) memiliki kebebasan dan kemandirian terhadap lingkungan
dan kebudayaannya,
(g) dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah,
(h) dapat mengalami pengalaman puncak,
(i) memiliki rasa keterkaitan, solidaritas kemanusiaan yang
tinggi,
(j) dapat menjalin hubungan pribadi yang wajar,
(k) memiliki watak terbuka dan bebas prasangka,
(l) memiliki standar kesusilaan tinggi,
(m) memiliki rasa humor terpelajar,
(n) memiliki kreativitas dalam bidang kehidupan,
(o) memiliki otonomi tinggi.
v Sifat motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dari
dalam dri sendiri (internal) dan dari luar diri seseorang (eksternal).
Disamping itu kita bisa membedakan motivasi intrinsic itu yang dikarenakan orang tersebut senang
melakukannya. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap prilakuk seseorang
yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya.
2.5 Faktor Internal
yang Mempengaruhi Belajar
Faktor internal adalah faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar
individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi
dua macam. Pertama, keadaan tonus
jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas
belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebalikrtya, kondisi fisik yang
lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh
karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada
usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Cara untuk menjaga kesehatan Jasmani
antara lain adalah:
1). menjaga pola
makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, karena
kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, dan
mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar;
2). rajin berolahraga
agar tubuh selalu bugat dan sehat;
3). istirahat yang
cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar
berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil
belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,
pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan
ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra
yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh
karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik
secara preventif maupun yang,bersifat kuratif,
dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan
kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang
bergizi, dan lain sebagainya.
2. factor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan
psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor
psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,
motivasi, minat, sikap, dan bakat.
v Kecerdasan/inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan
dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila
dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting
dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali
tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting
dalam proses belajar siswa, karena itu menenentukan kualitas belajar siswa.
Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar peluang
individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan
belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti
guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting
dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang
kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru atau guru profesional,
sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan siswanya.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat
diperoleh oleh orangtua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui
konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada
pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, ratarata, atau
mungkin lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan
hal yang sangat berharga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman
terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan
merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.
v Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa inginn melakukan
kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di
dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga
perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yairu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang
berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan
sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu
disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas
kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses
belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena
motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari
luar (ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk
dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain adalah:
1.
Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih
luas;
2.
Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan
keinginan untuk maju;
3.
Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat
dukungan dari orang-orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru, atau
teman-teman, dan lain sebagainya;
4.
Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang
berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri
individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti
pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru orangtua, dan lain sebagainya.
Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan memengaruhi semangat
belajar seseorang menjadi lemah.
v Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut
Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi
disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan
kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar.
Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak
bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks
belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat
siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.
Untuk membangkitkan minat belajar siswa
tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi
yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk
buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengeksplor apa
yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif,
psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang
menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan
jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau
bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
v Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi
keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif
tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif
maupun negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh
perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau
lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengan tisipasi munculnya sikap yang negatif
dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan
bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,
seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha
mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus
kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan
baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang
dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang srudi yang dipelajari
bermanfaat bagi diri siswa.
v Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi
proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat(aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang
(Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat
sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan
demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi salah satu komponen
yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kernungkinan besar ia
akan berhasil.
Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi
untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan
tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang
telah memiliki bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap segala informasi yang
berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di
bidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya
sendiri.
2.6 faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi
belajar
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor
dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain
berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen,
faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal
ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor faktor eksternal yang memengaruhi
belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial
dan faktor lingkungan nonsosial.
1) Lingkungan sosial
v Lingkungan sosial
masyarakat.
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran
dan anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak
siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam
alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
v Lingkungan sosial keluarga.
Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar
siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
Faktor
yang berasal dari orang tua utamanya adalah sebagi cara mendidik orang tua
terhadap anaknya. Dlam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua
mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire. Cara atau tipe
mendidik yang dimikian masing-masing mempunyai kebaikannya dan ada pula
kekurangannya.
Menurut
hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik
dibandingkan tipe-tipe diatas. Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak,
tidak akan masuk terlalu dalam.
Prinsip
kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun
karsa, dan tut wuri handayani. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti
orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat
diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik
langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan
melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.
Dalam
kaitan dengan hal ini, Tim Penyusun Buku Sekolah Pendidikan Guru Jawa Timur
(1989: 8) menyebutkan, “Di dalam pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya
berubah menjadi situasi pendidikan, yaitu bila orang tua memperhatikan anak,
misalnya anak ditegur dan diberi pujian….” Pendek kata, motivasi, perhatian,
dan kepedulian orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bagi anak.
v Lingkungan sosial sekolah,
seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di
sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami
bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan
mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan
yang tidak sesuai dengan bakatnya.
2) Lingkungan nonsosial.
Faktor faktor yang termasuk
lingkungan nonsosial adalah:
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu
lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan
faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila
kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
b. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti
gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahragd dan
lain sebagainya. Kedua, software, seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain
sebagainya.
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor
ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan
metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena
itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas
belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode
mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
2.7 cara meningkatkan
motivasi belajar siswa
Perilaku belajar merupakan salah satu
perilaku. Motif belajar pada diri siswa itu berbeda. Membaca dengan motivasi
mencari sesuatu lebih berarti dari pada membaca tanpa mencari sesuatu. Guru
disekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar . oleh
karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan belajar. Banyak cara yang
bisa digunakan untuk meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa. Sebagai
seorang guru, kita harus jeli dalam melihat dan melakukan hal ini. Cara-cara
yang bisa dilakukan adalah:
a.
optimalisasi penerapan prinsip belajar
kehadiran siswa dikelas merupakan awal
dari motivasi belajar. Dalam upaya pembelajaran guru berhadapan dengan siswa
dan bahan belajar. Untuk dapat membelajarkan atau mempmengajarkan bahan
pelajaran disyaratkan:
v guru telh memepelajarai bahan
v guru telah memepelajarai bagian yang
mudah, sedang dan sukar.
v Guru telah menguasai cara-cara
mengajarkan
v Guru telah meahami sifat bahan ajar
Upaya
belajar terkait dengan beberapa prinsip belajar:
v Belajar jadi bermakna jika sisswa
memahami tujuan belajar, oleh karena itu guru harus menjelaskan tujuan belajar
secara hirearki.
v Belajar jadi bermakana jika siswa
dihadapkan pada masalah belajar yang lebih menantang, oleh karena itu
penempatan urutan masalah belajar harus didudun oleh guru dengan baik.
v Belajar jadi bermakna jika guru mampu
memusatkan kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tersebut
v Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa
v Belajar jadi menantang jika siswa
meahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajar bagi kehidupan dikemudian
hari
b.
Optimalisasi unsure dinamis belajar
Guru adalah pendidik dan sekaligus
pembimbing belajar.guru lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa.
Seringkali siswa lengah dengan nilai kesempatan belajar. Oleh karena itu guru
dapat mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis yang ada dalam iri siswadan
yang ada dilingkungan siswa. Upaya tersebut adalah:
v Pemberian kesempatan pada siswa untuk
mengungkapkan hambatan belajar yang dialami
v Memelihara minat, kemauan, dan semangat
belajarnya sehingga terwujud tindak belajar.
v Meminta kesempatan pada orang tua siswa
atau wali agar member kesempatan pada siswa untuk beraktualisasi diri dalam
belajar.
v Memanfaatkan unsure-unaur lingkungn
untuk belaar
v Menggunakan waktu secara tertib
v Guru merangsang siswa dengan penguatan
member rasa percaya diri
c. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan
kemampuan siswa
Guru adalah penggerak perjalanan
belajar siswa. Sebagai penggerak maka
guru perlu memahami dan mencatat kesukatran siswa. Sebagai fasilitator belajar,
guru diharapkan memantau tingkat kesukaran pengalaman belajar dan segera
membantu kesukaran belajar perlu diberikan sebelum siswa putus asa. Guru
wajibmenggunakan pengalaman beljar dan kemampuan siswa dalam mengelolah siswa
belajar.
d. Pengembangan cita-cita dan aspirasi
belajar
Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang merekayasa
dan mendidikan cita-cita bangasa. Mendidikan citacita belajar siswa merupakan upaya memberantas kebodohan
masyarakat. Upaya mendidikan dan mengembangkan cita belajar tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara.
v guru menciptakan suasana belajar yang
menggembirakab
v Guru mengikutsertakan semua siswa untuk
memelihara fasilitas belajar
v Guru mengaak serta siswa untuk membuat
perlombaan unjuk belajar, seperti lob abaca, lomba karya tulis ilmiah.dll
v Guru juga mengajak serta orang tua sisw
untuk meleengkapkan fasilitas belajar
v Guru harus memberanikan siswa untuk
menulis keingnan-keinginan di noter pramuka
v Guru bekerja sama dengan pendidik lain
Selain cara-cara diatas, banyak laagi
cara lain yang bisa digunakan seperti:
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari
nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai
yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang
baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang
sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka
tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya
angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya
saja.
2. Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang
kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah.
Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik
menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau
kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena
terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai
hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar
merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk
kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara
untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau
mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering
dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan
sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa
akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu
mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan
termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil
menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah
bentuk reinforcement yang
positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus
pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga
diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif,
tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi
belajar anak.
Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman
tersebut.
Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20) motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan melalui
beberapa cara yaitu:
a) Menjelaskan tujuan
kepada peserta didik.
Pada permulaan belajar
mengajar seharusnya
terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus
yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula
motivasi dalam belajar.
b) Hadiah.
Hadiah akan memacu semangat mereka
untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk siswa yang
berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi
untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c) Saingan/kompetisi.
Guru berusaha mengadakan persaingan di
antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki
hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
d) Pujian.
Siswa yang berprestasi sudah sewajarnya
untuk diberikan penghargaan atau pujian. Pujian yang diberikan bersifat
membangun. Dengan pujian siswa akan lebih termotivasi untuk mendapatkan
prestasi yang lebih baik lagi.
e) Hukuman.Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
Cara meningkatkan motivasi belajar dengan memberikan hukuman.
Hukuman akan diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar
mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah
diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan
kepada siswa adalah hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel,
mengarang dan lain sebagainya.
f) Membangkitkan
dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
Strateginya adalah dengan memberikan
perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa
tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti
siswa.
g) Membentuk
kebiasaan belajar yang baik.
Kebiasaan belajar yang baik dapat
dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.
h) Membantu kesulitan belajar peserta didik,
baik secara individual maupun kelompok.
Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan
proses dan hasil belajarnya. Dalam proses belajar terdapat beberap unsur
antara lain yaitu penggunaan metode untuk mennyampaikan materi kepada para siswa.
Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik
siswa untuk mencatat dan mempelajari materi yang telah
disampaikan..
i) Menggunakan metode yang bervariasi.
Meningkatkan motivasi
belajar dengan
menggunakan metode pembelajaran yang variasi. Metode yang bervariasi akan sangat
membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan
mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa.
BAB
III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Perilaku belajar dilakukan oleh pebelajar. Pada diri
sipebelajar ada kekuatan mental penggerak belajar. Kekeuatan mental yang berupa
keinginan, perhatian, kemauaan atau cita-cita itu disebut motivasi belajar.
Komponen utama motivasi tersebut adaah kebutuhan, dorongan , tujuan
sipebelajar.
Motivasi
merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu, motivasi muncul saat kebuuhan itu
ada. Kebutuhan bisa bersifat terlihat atau tidak terlihat. Saat seseorang
memiliki motivasi maka dia akan bergerak untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dari motivasinya itu, dari gerkan yang ditimbulkan maka akan timbullah berbagai
kebutuhan.
Motivasi adalah
salah satu kunci utama keberhasilan seorang guru maupun seorang individu dalam
mencapai tujuannya. Tanpa adanya motivasi sesuatu yang penting, bisa menjadi
sesuatu yang membosankan. Motivasi itu sendiri terdiri dari berbagai jenis dan
sifat seperti motivasi primer dan skunder. Motivasi dalam diri seseorang bukan
hanya berasal dari satu factor saja, namun bisa dari berbagai arah yaitu,
factor internal dan eksternal. Untuk meningkatkan motivasi ini banyak cara yang
bisa kita gunakan baik memberikan hadiah, nilai, maupun hukuman dll. Namun
sebagi guru kita harus bisa dan jeli dalam menentukan motivasi dan caranya
kepada peserta didik. Karna dalam usia emosi yang masih labil dan rasa ingi
tahu yang tinngi motivasi bisa membawa seseorang kearah yang negative.
Sebagai calon
guru dan kaum intelektual masa depan marilah berlari dengan membawa berjuta
motivasi dengan berbagai inovasi yang menarik dalam mengintegrasikan dan
mendedikasikan diri di negri yang tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Bermanfaat. Saya Tunggu kritik Dan sarannya. terimah kasih..