AYAH....
Kemarau
yang menaun
Semakin
dedaunan jati berguguran
Ragaku
meranggas berguling geleparan
Betapa
derita dalam dunia keramaian
Tersingkir
dari nasib bergulir
Terpekik
dua kalimat suci saat kantukmu menyapa
Dan
tidur panjangmu mulai
nyata
Air
mata terakhir tetes demi tetes
Mengiringi
menuju surga
Terbias
jelas diwajah pucatmu
Kau
membawa sebuah tanya ?
Yang
tak pernah terjawab
Engkau
melihat dan tahu
Meski
kini matamu terpejam untuk selamanya
Ayah...
Ku
harap engkau tersenyum
Kini
kedamaian hatimu ada bersamaku
Kasihani
kami meski kau dialam sana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Bermanfaat. Saya Tunggu kritik Dan sarannya. terimah kasih..