lihatlah kedepan, bergerak maju, dan jangan pernah terperangkap dengan kehidupan masa lalu.
Kamis, 19 Juni 2014
Sabtu, 03 Mei 2014
EKOLOGI TUMBUHAN (EKOSISTEM PEGUNUNGAN TINGGI)
MAKALAH
EKOLOGI TUMBUHAN
EKOSISTEM
Dosen
Pembimbing:
Prima Wahyu Titisari,S.Si.M,Si
Disusun
Oleh:
Revina
sri utami
(116511322)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya ,
Sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah ekologi hewan Dengan Judul “Ekosistem”
Dalam penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan pihak yang mendorong atau memotivasi pembuatan makalah
ini supaya lebih baik dan lebih efisien. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prima
Wahyu Titisari,S.Si.M,Si sebagai dosen pembimbing dalam menyerahkan penyusunan
bahan ajar ini.
Bahan
ajar ini disajikan secara sistematis dan
kami sebagai penulis berusaha untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya
dan supaya mudah di mengerti oleh semua mahasiswa/i. Selain itu,untuk
mempermudah dalam memahami makalah ini disusun atas beberapa info tambahan dari
buku dan internet.
Akhir
kata, tiada gading yang tak retak,demikian pula dengan makalah ini, masih jauh
dari sempurna. Oleh karena Itu kami sebagai penulis Mohon maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan laporan ini. Saran dan kritik dari ibu/bapak sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Atas
kritik dan sarannya penulis ucapkan terimakasih.
Pekanbaru,
10 april 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
Ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua
kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti
ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas,
pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914).
Ekologi adalah
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup dan
lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai
dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana
seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa
kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk
hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya. Misalnya seekor kijang
membutuhkan tumbuh-tumbuhan tertentu untuk makanan, jika tumbuhan di lingkungan
sekitarnya dirusak maka kijang tersebut harus berpindah atau mati kelaparan.
Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung pada binatang untuk
memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang, bangkai binatang maupun
tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman.
Ilmu ekologi pada dasarnya menjelaskan hubungan antara
organisme -tumbuhan maupun hewan- dengan lingkungannya. Sifat setiap benda
hidup dimengerti dari segi hubungannya. Bukan hanya dengan alam secara fisik
-termasuk tanah, air dan iklim- tetapi juga dengan benda hidup lain dalam suatu
pola saling ketergantungan yang dinamakan ekosistem. Contoh ekosistem dari
Sumatera adalah hutan tropis dataran rendah, hutan mangrov, sungai, lahan basah
gambut, dll.
Gambar
1. Jenis-Jenis Ekologi Tumbuhan
Mempelajari ekologi sangat penting,
karena masa depan kita sangat tergantung pada hubungan ekologi di seluruh
dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya
akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita. Meskipun ekologi adalah
cabang dari biologi, namun seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu lain
seperti kimia, fisika, dan ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan dengan
bidang ilmu-ilmu tertentu seperti geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna
mempelajari lingkungan dan hubungannya antara tanah, air, dan udara. Pendekatan
dari berbagai ilmu membantu ahli ekologi untuk memahami bagaimana lingkungan
nonhidup mempengaruhi mahkluk hidup. Hal ini juga bisa membantu untuk
memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah lingkungan seperti hujan asam
atau efek rumah kaca.
Ahli
ekologi mempelajari organisasi alam dalam tiga tingkatan:
1.
Populasi,
2.
Komunitas,
3.
Ekosistem
Gambar 2 : Tingkatan Organisasi Alam
Mereka menganalisa struktur, aktifitas dan perubahan yang
terjadi di dalam dan diantara tingkatan-tingkatan ini. Ahli ekologi biasanya
bekerja di lapangan, mempelajari cara kerja alam. Mereka sering berada di
wilayah yang terisolasi seperti di sebuah kepulauan dimana hubungan antara
tanaman dan binatang mungkinlebih sederhana dan mudah untuk dipahami. Misalnya
ekologi dari Isle Royale sebuah pulau di danau Superior telah dipelajari secara
luas. Banyak ilmuwan yang mengfokuskan pada cara memecahkan suatu masalah,
seperti bagaimana cara mengendalikan efek kerusakan polusi udara dan air yang
berpengaruh terhadap mahkluk hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Defenisi Lengkap Tentang Populasi, Komunitas, dan Ekosistem
!
2.1.1
Populasi
Populasi adalah sekelompok mahkluk
hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam
kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua rusa di isle royale membentuk suatu
populasi, begitu juga dengan pohon-pohon cemara. Ahli ekologi memastikan dan
menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara
masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.
Gambar 3 : Populasi Tumbuhan
(Cemara)
a. Ciri-ciri dasar populasi
ada dua ciri
dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai
oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang
merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang
berinteraksi satu dengan lainnya
1. Ciri- ciri biologi
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun
mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :
a)
Mempunyai struktur dan organisasi
tertentu, yang si fatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan
berjalannya waktu (umur)
b)
Ontogenetik, mempunyai sejarah
kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan
mati)
c)
Dapat dikenai dampak lingkungan dan
memberikan respons terhadap perubahan lingkungan
d)
Mempunyai hereditas
2. Ciri- ciri statistic
Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok
yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil
perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri, antara lain:
a)
Kerapatan (kepadatan) atau ukuran
besar populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti
natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b)
Sebaran (agihan, struktur) umur
c)
Komposisi genetik (“gene pool” =
ganangan gen)
d)
Dispersi(sebaran individu intra
populasi
b.
Faktor yang menentukan populasi
Jumlah
dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah
jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua
adalah gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang
membatasi pertumbuhan. Faktor-faktor yang membatasi diantaranya ketersediaan
jumlah makanan yang rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama
spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit. jumlah terbesar dari populasi
tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu disebut dengan kapasitas
beban lingkungan untuk spesies tersebut. Populasi yang normal biasanya lebih
kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca
yang buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator, dan
faktor-faktor lainnya.
c.
Faktor-faktor yang merubah populasi
Tingkat
populasi dari spesies bisa banyak berubah sepanjang waktu. Kadangkala perubahan
ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan
bisa menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi
penurunan. Atau munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat menurunkan
populasi suatu spesies tanaman atau hewan.
d.
Faktor-faktoryang
mempengaruhi penyebaran populasi:
1)
Distribusi sumberdaya
2)
Perilaku sosial (pada hewan)
3)
Faktorlain (interaksiorganisme,
tempatberlindung,oksigen terlarut, dll)
e.
Parameter
utama populasi
1) Natalitas
Merupakan
kemampuan populasi untuk bertambah atau ntukmeningkatkan jumlahnya, melalui
produsi individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari teliu melalui
aktifitas perkembangan
Ada dua aspek yang berkaitan dengan
natalitas ini antara lain :
- Fertilitas
- Fekunditas
2.
Mortalitas
Menunjukkan
kematian individu dalam populasi. Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni:
- Mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya individu
- Dibawah kondisi lingkungan tertentu
- Mortalitas minimum(teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan
- Yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.
3. Emigrasi, imigrasi dan migrasi.
Ketiga
istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan.
- Emigrasi : perpindahan keluar dari area suatu populasi.
- Imigrasi : perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan mengakibatkan meningkatkan kerapatan
- Migrasi : menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi.
f. Struktur umur populasi
Jumlah individu atau persentase
jumlah individu dari tiap kelas usia di gambarkan sebagai balok-balok
horizontal dengan panjang relatif tertentu. Secara hipotesis, ada tiga bentuk
piramida umur populasi, yakni :
1)
Populasi yang sedang berkembang
2)
Populasi yang stabil
3)
Populasi yang senesens (tua)
2.1.2
Komunitas
a.
Pengertian
Komunitas adalah kumpulan populasi
tumbuhan dan tanaman yang hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan.
Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan pohon birch adalah beberapa
populasi yang membentuk komunitas hutan di isle royale.
Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan
binatang yang mencakup wilayah yang sangat luas disebut biome. Batas-batas
biome yang berbeda pada umumnya ditentukan oleh iklim. Biome yang utama
termasuk diantaranya padang pasir, hutan, tundra, dan beberapa tipe biome air.
Gambar 4 :
Jenis-Jenis Komunitas
Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran
ekologi (niche). Ahli ekologi memiliki catatan yang panjang tentang beberapa
spesies yang menempati peran ekologi tinggi tertentu dalam komunitas
tertentu.berbagai penjelasan banyak yang diusulkan untuk hal ini. Ada beberapa
definisi tentang komunitas yang disampaikan oleh beberapa ahli ekologi sebagai
berikut (ngurah rai, 1999).
1)
Danseraeu
Danseraeu mendefinisikan komunitas
adalah organisasi organisme secara spatial dan temporal dengan perbedaan derajat
integrasi, dan yang jelas komunitas mempunyai level organisasi yang lebih
kompleks dari organisme sendiri.
2)
Walter
Walter menyampaikan bahwa komunitas
tumbuhan sebagai suatu kombinasi spesies yang tetap yang terdapat secara alami,
dan dalam keseimbangan ekologi baik diantara tumbuhan sendiri maupun dengan
lingkungannya.
3)
Oosting
Oosting membuat definisi kerja
tentang komunitas tumbuhan yaitu: komunitas adalah kumpulan (aggregration)
berbagai organisme hidup yang mempunyai hubungan timbal balik (mutual
relationship) baik diantara mereka sendiri maupun dengan lingkungannya.
4)
Mc nauchton & wolf
Mc nauchton & wolf
mendeskripsikan populasi yang terjadi bersamaan dalam ruang dan waktu, secara
fungsional berhubungan satu sama lain membentuk unit ekologi yaitu komunitas.
Para ahli ekologi membedakan dua tipe suksesi yakni primer
dan sekunder. Di dalam suksesi primer organisme mulai menempati wilayah baru
yang belum ada kehidupan seperti sebuah pulau baru yang terbentuk karena
letusan gunung berapi. Sebagai contoh anak krakatau yang terbentuk sejak 1928
dari kondisi steril, kini telah dihuni oleh puluhan spesies.
Suksesi sekunder terjadi setelah komunitas yang ada
menderita gangguan yang besar sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil)
hancur karena terjadinya kebakaran hutan. Komunitas padang rumput dan bunga
liar akan tumbuh pertama kali. Selanjutnya diikuti oleh tumbuhan semak-semak.
Terakhir pohon-pohonan baru muncul kembali dan wilayah tersebut akan kembali
menjadi hutan hingga gangguan muncul kembali.
Gambar 5 : Proses
Pembentukan Suksesi Primer Dan Skunder
b. Sifat-sifat komunitas atau vegetasi
Cara
yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambul beberapa
sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Sifat yang dapat dilihat
dari suatu komunitas yaitu :
1. Bentuk
atau struktur utama, seperti jenis dominan. Bentuk hidup atau indikator lainnya
seperti hutan pinus, hutan aghatis, dan hutan jati. Dapat juga berdasarkan
sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.
2. Berdasarkan
habitat fisik dari komunitas seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas
pantai pasir, dan komunitas lautan.
3. Berdasarkan
sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.
4. Berdasarkan
sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan
curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.
c.
Tipe-tipe
komunitas organisme flora di dunia
Komunitas orgnisme di dunia dapat
dibagi menjadi delapan macam yaitu hutan basah, hutan musim tropika, hutan
gugur, hutan hujan iklim sedang taiga, padang rumput, tundra, dan gurun.
1. Hutan
basah/hutan hujan tropika
Pada hutan
basah terdapat banyak sekali spesies tumbuhan. Hutan basah selalu mendapat air
sepanjang tahun dan keadaan alamnya memungkinkan terjadi pertumbuhan yang lama
sehingga komunitas hutan sangat kompleks. Hutan ini terdapat di daerah tropis
dan subtropis, seperti indonesia, australia bagian utara, afrika tangah, dan
amerika tengah. Tumbuhan khas di daerah ini adalah liana dan epifit.
2. Hutan musim
tropika (tropical)
Hutan musim
tropika merupakan jenis hutan yang berada pada daerah tropika (tropis) yang
mempunyai iklim basah, namun musim kemaraunya panjang. Datangnya musim kemarau
dicirikan dengan pohon-pohon yang merontokkan daun-daunnya. Hal tersebut
berfungsi untuk mengurangi tingkat penguapannya. Hutan musim tropika banyak
ditemukan di india, pakistan, dan bangladesh.
3. Hutan gugur
Hutan gugur
atau deciduous forest banyak terdapat di kawasan yang mempunyai empat
musim, antara lain amerika utara, eropa, cina, jepang, dan sebagian australia.
Di hutan gugur terjadi hujan sepanjang tahun dengan curah hujan 7.500 – 10.000
mm per tahun. Ciri khas hutan gugur adalah mengugurkan daun pada musim gugur
dan menghijau sepanjang musim panas. Pohon yang terdapat di lautan gugur,
antara lain maple, oak, beck, dan elm.
4. Hutan hujan
iklim sedang (temperate rainforest)
Hutan hujan iklim sedang adalah berupa hutan dengan
pepohonan yang memiliki ketinggian yang sangat tinggi. Jenis tumbuhan pada
hutan ini lebih sedikit dibandingkan jenis tumbuhan pada hutan hujan tropika.
Hutan ini di australia disebut dengan hutan eucalyptus, sedangkan di
amerika serikat disebut wood forest.
5. Taiga
Taiga adalah
hutan jarum yang tedapat di daerah tropis sampai kutub. Perbedaan suhu antara
musim panas dengan musim dingin sangat tinggi. Taiga banyak terdapat di siberis
kanada, skandinavia, rusia, dan alaska. Tumbuhan yang hidup di taiga adalah
tumbuhan berdaun jarum, seperti konifer, spruce, alder, birch, juniper, cemara
dan pinus.
6. Padang
rumput
Padang
rumput tumbuh di daerah tropis sampai subtropis, seperti australia, amerika
serikat, amerika utara, asia, dan rusia bagian selatan. Curah hujan di daerah
ini berkisar 2.500-5.000 mm per tahun dan turunya tidak merata. Flora yang
hidup di padang rumput adalah rumput-rumputan yang telah teradaptasi dengan
kondisi lingkungan yang mempunyai porositas dan drainase rendah. Jenis rumput
yang tumbuh adalah rumput kerbau (buffalo grasses) dan rumput indian (indian
grasses) sehingga daerahnya cocok untuk peternakan. Padang rumput dibedakan
menjadi dua jenis yaitu
1. Stepa adalah
padang rumput yang kering dan tidak di tumbuhi oleh semak-semak.
2. Sabana
adalah padang rumput yang kering dan ditmbuhi semak-semak. Sabana terdapat di
suatu daerah peralihan antara padang rumput dan hutan. Sabana terjadi bukan
karena faktor iklim, namun akibat faktor tanah ataupun kebakaran hutan yang
jadi secara berulang-ulang. Saban di indonesia terdapat di nusa tenggara timur
dan papuan bagian tenggara.
7. Tundra
Tundra
merupakan padang lumut yang terdapat di daerah kutub sehingga iklimnya
pun iklim kutub. Musim dinginnya sangat panjang, yaitu selama sembilan bulan
dan musim panasnya selama tiga bulan. Pada musim panas tumbuhan lumut sphagnum
dan lichenes tumbuh subur menutupi seluruh permukaan tanah. Selama
musim panas yang pendek ini, tumbuh biji salix juga tumbuh.
8. Gurun
Gurun terletak di daerah tropis dan curah hujan
yang sangat rendah, yaitu sekitar 25 cm per tahun dan turunnya tidak merata.
Perbedaan suhu siang dan malam sangat mencolok. Tanahnya sangat gersang dan
tandus sehingga tidak mampu menyimpan air. Flora yang hidup di gurun adalah
tumbuhan menahun dan tumbuhan semusim yang sifatnya xerofita, yaitu
tmbuhan yang telah terkondisi denga lingkungan keringa dan tandus.
2.1.3
ekosistem
a. pengertian
Ekosistem adalah unit fungsional dasar
dalam ekologi yang didalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan
biotik dan abiotik), diantara keduanya saling mempengaruhi (Odum dalam Indriyanto,2008).
Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara
utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang berpengaruh.
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik yang kompleks antara organisme dan
lingkungannya baik yang hidup maupun tak hidup yang secara bersama-sama membentuk
suatu sistem ekologi. Ekosistem
juga merupakan suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Gumilar, 2010).
b.
Aliran Energi
Para
ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau yang memberi
efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan para aliran
energi dan nutrien yang mengalir pada sistem:
1)
Matahari
2)
Bahan-bahan anorganik
3)
Produsen
4)
Konsumen Pertama
5)
Konsumen Kedua
6) Pengurai
Gambar 6 : Aliran Energi Dalam
Ekosistem
Sebuah
ekosistem yang sederhana dapat digambarkan seperti berikut. Matahari
menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen untuk membuat makanan.
Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau seperti rumput dan pohon yang
membuat makanan melalui proses fotosintesis. Tanaman juga membutuhkan
bahan-bahan abiotik seperti air dan pospor untuk tumbuh. Yang termasuk konsumen
pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan binatang pemakan tumbuhan
lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya atau yang biasa disebut dengan
predator adalah pemakan binatang. Pengurai seperti jamur dan bakteri,
menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi nutrien-nutrien
sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan digunakan
kembali oleh tanaman-tanaman.
Tingkatan-tingkatan
energi yang berkesinambungan yang berlangsung dalam bentuk makanan ini disebut
rantai makanan. Di dalam sebuah rantai makanan yang sederhana rumput adalah
produsen, konsumen pertama seperti kelinci memakan rumput. Kelinci selanjutnya
dimakan oleh konsumen kedua misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai
menghancurkan sisa-sisa rumput yang mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak
termakan, sama halnya seperti menghancurkan kotoran binatang.
Sebagian
besar ekosistem memiliki suatu variasi produsen, konsumen dan pengurai yang
membentuk sebuah rantai makanan yang saling tumpang tindih yang dinamakan
jaringan makanan. Jaringan-jaringan makanan terutama sekali terdapat di
ekosistem wilayah tropis dan ekosistem lautan.
Beberapa
spesies makan banyak jenis makanan tetapi ada juga yang membutuhkan makanan
yang khusus. Konsumen pertama seperti koala dan panda terutama makan satu jenis
tanaman. Makanan utama koala adalah eucalyptus dan makanan utama panda adalah
bambu. Jika tanaman-tanaman ini mati maka kedua binatang tersebut juga ikut
mati.
Energi
yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah urutan
transformasi. Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi energi kimia yang
disimpan di dalam protoplasma (sel-sel tumbuhan) di dalam tanaman. Selanjutnya
konsumen pertama memakan tanaman, merubah energi menjadi bentuk energi kimia
yang berbeda yang disimpan di dalam sel-sel tubuh. Energi ini berubah kembali
ketika konsumen kedua makan konsumen pertama.
Gambar 7 : Jaring-Jaring Makanan
Sebagian
besar organisme memiliki efisiensi ekologi yang rendah. Ini berarti mereka
hanya dapat merubah sedikit bagian dari energi yang tersedia bagi mereka untuk
disimpan menjadi energi kimia. Contohnya tanaman-tanaman hijau hanya dapat
merubah sekitar 0,1 hingga 1 % tenaga matahari yang mencapainya ke dalam
protoplasma. Sebagian besar energi yang tertangkap di bakar untuk pertumbuhan tanaman
dan lepas ke dalam lingkungan sebagai panas. Begitu juga herbivora atau
binatang pemakan tumbuhan dan karnivora binatang pemakan daging merubah energi
ke dalam sel-sel tubuh hanya sekitar 10 hingga 20 % dari energi yang dihasilkan
oleh makanan yang mereka makan.
Gambar 8 : Tingkatan Energi Dalam
Ekosistem
Karena
begitu banyaknya energi yang lepas sebagai panas pada setiap langkah dari
rantai makanan, semua ekosistem mengembangkan sebuah piramida energi. Tanaman
sebagai produsen menempati bagian dasar piramid, herbivora (konsumen pertama)
membentuk bagian berikutnya, dan karnivora (komsumen kedua) membentuk puncak
piramida. Piramid tersebut mencerminkan kenyataan bahwa banyak energi yang
melewati tanaman dibandingkan dengan herbivora, dan lebih banyak yang melalui
herbivora dibandingkan dengan karnivora.
Di
dalam ekosistem-ekosistem daratan piramida energi tersebut menghasilkan sebuah
piramida biomasa (berat). Ini berarti bahwa berat total dari tanaman-tanaman
adalah lebih besar dibandingkan dengan berat total herbivora yang melampaui
berat total karnivora. Tetapi di dalam lautan biomasa (berat) tanaman-tanaman
dan binatang-binatang adalah sama.
c.
Perputaran material-material
Semua
benda hidup terdiri dari unsur-unsur kimia tertentu dan senyawa-senyawa kimia.
Diantaranya adalah air, karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fospor dan sulfur.
Semua material-material ini berputar melalui ekosistem secara terus menerus.
Perputaran fospor misalnya, semua organisme membutuhkan fospor. Tanaman mengambil
senyawa fospor dari dalam tanah dan binatang memperoleh fospor dari tanaman dan
binatang lainya yang dimakan. Pengurai mengembalikan fospor ke dalam tanah
setelah tanaman dan binatang mati.
Di
alam ekosistem-ekosistem yang tidak terganggu jumlah fosfor adalah tetap,
tetapi ketika sebuah ekosistem terganggu terutama oleh aktifitas manusia,
fospor seringkali bocor keluar. Hal ini akan mengurangi kemampuan ekosistem
untuk mendukung kehidupan tanaman. Salah satu contoh adalah ketika manusia
merubah hutan menjadi lahan pertanian. Dengan tidak adanya hutan yang
melindungi maka fospor hanyut bersama tanah dan tersapu ke dalam sungai atau
danau. Hal ini sangat mengganggu pertumbuhan algae. Pada akhirnya fospor
terjebak di dalam endapan lumpur di dasar danau atau lautan. Karena kehilangan
fospor maka petani harus membeli pupuk yang mahal untuk mengembalikan unsur
fospor tersebut kedalam tanah
Gambar 9 : Salah Satu Penyebab
Perubahan Ekosistem
Perubahan
ekosistem muncul setiap hari, secara musiman dan ketika terjadi suksesi
(peralihan) ekologi sepanjang masa. Kadangkala perubahan terjadi secara
berulang-ulang dan secara mendadak, seperti ketika terjadi kebakaran hutan atau
ombak tsunami yang menyapu pantai. Perubahan yang paling terjadi dari hari ke
hari terutama pada lingkaran nutrien, yang tidak kelihatan sekali,
ekosistem-ekosistem kelihatannya cenderung stabil. Kestabilan yang nyata
diantara tanaman dan binatang dan lingkungannya disebut keseimbangan alam.
2.2
Aspek klimatologis ekosistem pegunungan tinggi
Gambar 10 : Peta Wilayah Sumbar Dan Letak Pegunungan Tinggi
Klimatologis adalah ilmu
yang membahas tentang iklim. Iklim dapat dipandang sebagai kebiasaan-kebiasaan
alam yang berlaku, yang digerakkan oleh gabungan dari unsur-unsur iklim.
Menurut Elfis (2010) klimatologi
adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi penyebaran dan pertumbuhan
tumbuh-tumbuhan adalah iklim. Usur-unsur iklim seperti temperatur, curah hujan,
kelembaban, dan tekanan uap air berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon. Hubungan
iklim dengan tumbuhan sangat erat. Iklim berpengaruh tehadap berbagai proses
fisiologi (fotosintesis, respirasi, dan transpirasi), pertumbuhan dan
reproduksi ( pembungaan, pembentukan buah, dan biji) dan sebagainya. Hubungan
tumbuhan dengan faktor lingkungan iklim merupakan hunbungn yang tidak
terpisahkan dan bersifat menyeluruh (holocoenotik).
Menurut Elfis (2010) unsur-unsur klimatologis terdiri dari:
1. Temperatur
Temperatur merupakan komponen abiotik klimatologis
pada suatu ekosistem tumbuhan. Suhu dikatakan sebagai derajat panas atau dingin
yang diukur sebagi sekala tertentu.
2. Curah hujan
Curah hujan adalah banyaknya air yang tersedia di
bumi. Kecukupan air disepanjang tahun atau dimusim tumbuh menyebabkan
pembentukan hutan-hutan. Curah hujan memberi peranan dan konstribusi jika curah
hujan cukup maka hutan didaerah dengan iklim yang lebih tinggi masih dapat
bertahan. Didaerah yang hujannya turun pada musim panas dan di daerah lain yang
periode keringnya panjang disitu terbentuk perumputan dengan selingan
hutan-hutan pada tempat-tempat yang tanahnya basah. Ada tiga pola curah hujan di Indonesia, yaitu:
1. Curah Hujan
Monsun, karakteristik dari jenis ini adalah distribusi curah hujan bulanan
berbentuk “V” dengan jumlah curah hujan musiman pada bulan Juni, Juli, Agustus.
Saat monsoon barat jumlah curah hujan berlimpah, sebaliknya saat monsoon timur
jumlah curah hujan sangat sedikit.
2. Curah Hujan
Ekuator, distribusi curah hujan bulanan mempunyai dua maksimum. Jumlah curah
hujan maksimum terjadi setelah ekinoks. Tempat didaerah ekuator seperti
Pontianak dan padang mempunyai pola
curah hujan ekuator. Pengeruh monsu didaerah ekuator kurang tegas dibandingkan
pengeruh insolasi pada waktu ekinioks.
3.
Curah hujan local, distribusi curah
hujan bulannya kebalikan dari jenis monsu.
Pola curah hujan jenis lokallebih banyak dipengaruhi oleh sifat lokal.
Gambar 11 :
Digaram Curah Hujan Di Wilayah Tropis, Pola Curah Hujan Dan Grafik Curah Hujan
Di Wilayah Pegunungan
Jadi siklus hidrologi
adalah lingkaran peredaran air di bumi yang mempunyai jumlah tetap dan
senantiasa bergerak. Siklus Hidrologi adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan sirkulasi atau peredaran air secara umum. Siklus hidrologi
3. Angin
Angin berperan untuk mendorong peningkatan evaporasi
dan transpirasi sedemikian rupa sehingga efeknya mengeringkan bagi vegetasi.
Angin juga dapat merugikan ekosistem tanaman yang ada. Dibeberapa daerah angin
merupakan faktor yang menentukan bagi vegetasi. Angin merupakan gerakan atau
perpindahan dari suatu massa udara dari satu tempat ketempat lain secara
horizontal.
Gambar 12 :
Pola Angin Di Wilayah Pegunungan Tinggi
puncak gunung
bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan di lembah. Udara yang lebih dingin memiliki densitas (kerapatan udara) yang lebih besar kemudian akan mengalirkan
udara ke lembah. Disebut juga arus Katabatik (catabatic flows).
4. Kualitas cahaya matahari atau posisi
panjang gelombang
Secara fisika radiasi matahari merupakan
gelombang-gelombang elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Umumnya
tumbuhan beradaptasi untuk mengelola cahaya dengan panjang gelombang antara
0,39-7,6 mikron.
5. Lengas udara
Lengas udara adalah komponen abiotik yang memberi
konstribusi dan peranan klimatologi suatu ekosistem tumbuhan. Adanya evaporasi
dan juga transpirasi adalah sebab adanya pemanfaatan lengas. Lengas sangat
bergantung pada suhu, curah hujan, dan angin.
Gambar 13 : Jenis Tumbuhan Dan Zona Iklim Pada
Ketinggian Tertentu Di Daerah Pegunungan Tinggi
6. Embun, Kabut dan Perawanan
1. Embun
Embun terjadi pada kondensasi pada permukaan tanah
terutama pada malam hari pada saat tanah menjadi dingin akibat radiasi yang
hilang. Kadang-kadang air laut membawa sejumlah uap air pada siang hari yang
kemudian mengembun pada waktu malam yang dingin. Titik embun adalah suhu saat
udara menjadi jenuh dengan uap air atau suhu udara pada kelembaban nisbi 100%.
Makinrendah kelembaban nisbi, makin rendah titik embun yaitu terletak dibawah
suhu udara.
2. Kabut
Kabut dan awan mempunyai kesamaan, yaitu terdiri atas
tetes air yang mengapung di udara tetapi secara fisis terdapat perbedaan antara
kabut dan awan. Kabut terbentuk di dalam udara dekat permukaan bumi. Sedangkan
awan terbentuk pada paras yang lebih tinggi. Karena itu benda yang mendasar
antara kabut dan awan lebih ditekankan pada metode dan tempat pembentukannya
ketimbang pada strukturnya. Awan terbentuk jika udara menjadi dingin secara
adiabatic meleluai udara yang naik dan mengambang. Kabut terbentuk melalui
pendinginan udara oleh penambahan kadar air. Jika udara dekat bumi mencapai
titik embun, maka kabut diperkirakan akan terjadi, maka diperkirakan kabut akan
buyar. Ketebalan kabut tergantung pada berbagai faktor, seperti kelembaban,
suhu, angin, inti kondensasi dan lain-lain. Penggolongan kabut didasarkan pada
efek jarak pandangnya.
3. Perawanan
2.3
aspek
edaphis ekosistem pegunungan tinggi
Edaphis atau
tanah merupakan suatu sistem terpadu unsur-unsur yang saling berkaitan satu
dengan yang lain, yaitu mineral anorganik, mineral organik, dan organisme
tanah, udara tanah dan tanah air. Unsur iklim mikro tanah yang memegang peranan
dalam menentukan produksi tanaman seperti tanah, sinar matahari, suhu udara,
curah hujan dan tinggi tempat. Udara tanah memiliki komposisi yang sama dengan
udara diatas permukaan tanah. Tekstur tanah berperan dalam menentukan daya ikat
air dan percepatan infiltrasinya. Sementara aerasi tanah, pergerakan air tanah,
dan penetrasi akar tanaman ditentukan oleh tekstur tanah (Umboh,2002).
Para ahli berbeda pendapat mengenai ketinggian tempat
ditemukannya hutan pegunungan ini. Whithmore (1984) menyebutkan elevasi sekitar 1200 m (kadang-kadang turun hingga
serendah 750 m), hingga
ketinggian 3000-3500 m dpl, sebagai tempat tumbuhnya. Van Steenis (2006) menuliskan angka
ketinggian 1.000 m hingga 3.400 m untuk kawasan malesia, sementara anwar
dkk.(1984) memperoleh ketinggian 1.200 m hingga lebih dari 3.000 miirp dengan
whitmore untuk vegetasi pegunungan di sumatra.
Setiap tanah biasanya memiliki tiga
atau empat lapisan yang berbeda. Lapisan umumnya dibedakan pada keadaan fisik
yang terlihat dan warna serta tekstur adalah yang utama, hal ini membawa
klasifikasi lebih lanjut dalam hal tekstur tanah yang dipengaruhi ukuran
partikel, seperti apakah partikel tanah itu lebih berpasir atau liat dari pada lapisan
diatas dan dibawahnya (Elfis,2010).
Gambar 14 : Tekstur Tanah Dan Tumbuhan Pegunungan
Tinggi
Berdasarkan hasil pengamatan
dilapangan dan dapat dilihat dari gambar diatas bahwa tanah pegunungan tinggi
adalah tanah yang subur. Dengan tekstur berpasir berarna hitam dan mengandung
unsur hara yang beragam dan sangat bermanfaat dan menuburkan tanaman. Sehingga
tidak heran di badan gunung bisa ditanami tumbuhan holtikulturan hingga
mencapai ketinggian 1025 dpl. Unsur hara yang tinggi ini terbentuk dari
pelapukan materi letusan gunung merapi, sifatnya mudah menyerap air dan
berwarna hitam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ekologi adalah cabang
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup dan
lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai
dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana
seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa
kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk
hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya.
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang
sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Ada dua ciri
dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai
oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang
merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang
berinteraksi satu dengan lainnya
Komunitas adalah kumpulan populasi
tumbuhan dan tanaman yang hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan.
Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan pohon birch adalah beberapa
populasi yang membentuk komunitas hutan di isle royale. Sebuah komunitas
tumbuh-tumbuhan dan binatang yang mencakup wilayah yang sangat luas disebut
biome. Batas-batas biome yang berbeda pada umumnya ditentukan oleh iklim. Biome
yang utama termasuk diantaranya padang pasir, hutan, tundra, dan beberapa tipe
biome air.
Ekosistem adalah unit fungsional dasar
dalam ekologi yang didalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan
biotik dan abiotik), diantara keduanya saling mempengaruhi (Odum dalam Indriyanto,2008). Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang
membentuk atau yang memberi efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama
berdasarkan para aliran energi dan nutrien yang mengalir pada sistem:
- Matahari
- Bahan-bahan anorganik
- Produsen
- Konsumen Pertama
- Konsumen Kedua
Pengurai
Klimatologis adalah ilmu
yang membahas tentang iklim. Iklim dapat dipandang sebagai kebiasaan-kebiasaan
alam yang berlaku, yang digerakkan oleh gabungan dari unsur-unsur iklim.
Menurut Elfis (2010) klimatologi adalah salah satu faktor penting yang
mempengaruhi penyebaran dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan adalah iklim.
Usur-unsur iklim seperti temperatur, curah hujan, kelembaban, dan tekanan uap
air berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon.
Edaphis atau tanah merupakan suatu sistem terpadu unsur-unsur
yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yaitu mineral anorganik, mineral
organik, dan organisme tanah, udara tanah dan tanah air. Unsur iklim mikro
tanah yang memegang peranan dalam menentukan produksi tanaman seperti tanah,
sinar matahari, suhu udara, curah hujan dan tinggi tempat. Udara tanah memiliki
komposisi yang sama dengan udara diatas permukaan tanah. Tekstur tanah berperan
dalam menentukan daya ikat air dan percepatan infiltrasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Aryulina,Diah.Choirul
M.2004. Biologi (Untuk SMA Dan MA Kelas XI).Jakarta
:
Erlangga.
Campbell,Neil
A.Reece,Jane B.2008.Biologi (Edisi 8,
Jilid 3).Jakarta:Erlangga.
Istamar Syamsuri, Mpd, Drs,
dkk, 2004. Biologi kelas X. Penerbit
Erlangga.
Jakarta.
Elfis. 2010a. Ekologi Komunitas. Availabel At:
Http://Www.Similarsites.Com/Goto/Elfisuir.Blogspot.Com?Searchedsite=Elfisuir.Blogspot.Com&Pos=0 (Diakses 09 Maret 2010).
Elfis. 2010a. Ekologi Populasi. Availabel At:
Http://Www.Similarsites.Com/Goto/Elfisuir.Blogspot.Com?Searchedsite=Elfisuir.Blogspot.Com&Pos=0 (Diakses 09 Maret 2010).
Elfis. 2010a. Ekologi Ekosistem. Availabel At:
Http://Www.Similarsites.Com/Goto/Elfisuir.Blogspot.Com?Searchedsite=Elfisuir.Blogspot.Com&Pos=0 (Diakses 09 Maret 2010).
Langganan:
Postingan (Atom)